Jumat, 27 Februari 2015

Urban Behavior & Morphology : Kiri-Kanan, atas-bawah tidak berlaku untuk Jogjakarta

Susahnya memahami tanda orang Yogyakarta

Oleh : Muhd. Arief Al Husaini

Salah satu aspek manusia dalam bentuk kota adalah penggunaan ruang. Adanya hubungan manusia antara ruang yang terbangun (built) dan ruang tidak terbangun (unbuilt). Setiap manusia memiliki kebiasaan dan cara tersendiri dalam mensikapi ruang tersebut. Saat ini saya akan membahas sikap dalam penggunaan ruang kota dalam kotnteks yang luas. Umumnya dalam transportasi ada titik berangkat dan arah (direction). Dalam space syntax hal ini akan menunjukkan bagaimana konfigurasi ruang terjalin. Pada space syntax dapat diketahui bagaimana sebuah kota memiliki tingkat kedalaman atau kedangkalan sebuah ruang ditinjau dari adanya step depht (tahapan) yang rendah dalam mencapai titik tujuan.

Kota Yogyakarta menawarkan banyak alternatif jalan yang ditempuh dalam mencapai tujuan. Hal ini dikarenakan setiap jalan di jogja memiliki konektivitas yang baik (bisa diliat melalui space syntax). Contoh Jika Kita ingin menuju Amborukmo Plaza kita bisa melalui beberapa alternatif jalan ; 1. melalui Ring road ke Adi Sucipto, 2. dari jalan sosrowajan ke jalan Nogogini ke jalan Nogopuro, 3. masih banyak jalan lainnya. Artinya semakin banyak alternatif maka akan semakin banyak informasi bila kita nyasar di Yogyakarta.

Yogyakarta yang terbuka bagi pendatang baik dalam rangka wisata maupun pelajar. Umumnya pendatang luar jawa akan mengalami permasalahan yang sama selama di Yogyakarta. Pengalaman saya selama studi 4 tahun di Yogyakarta masih saja mengalami kendala ini. Apa itu ? adalah susahnya pemahaman tanda yang diberikan oleh orang asli Yogya ketika hendak menanyakan arah atau sebuah alamat. kebiasaan disini, ketika menanyakan arah selalu menggunakan arah mata angin utara, selatan, timur, barat. hal berbeda dengan kebiasaan orang luar Yogyakarta lebih menggunkan Kiri, Kanan, atas, bawah. Arah mata angin sudah menjadi kebiasaan bagi mereka dengan paling mudah dengan menandai gunung merapi sebagai titik awal karena ini adalah arah pasti dari Utara, serta arah pantai yang mewakili selatan, selebihnya menyesuaikan.

Contoh hendak menanyakan ke malioboro mereka akan memberikan arahan sebagai berikut dari ring road ke Selatan (ugm) terus sampai pertigaan McD ke Barat sampai prapatan Tugu terus ke selatan sampai Stasiun Tugu nanti timur sampe bangjo ke selatan sampai bangjo lagi ke selatan lurus bundaran sarkem ke barat. sampai. Hal tersebut ibarat teka-teki bagi orang Sumatra. Saya umumunya bertanya sampai 2-3 kali pada tempat yang dijumpai karena akan sulit jika hanya bertanya cuma sekali. Ajaib..

Ancer-ancer orang Yogya pun tidak akan menggunakan jalan, semisal jalan c. simanjuntak mereka akan lebih tau dengan McD atau Pom Bensin. artinya mereka lebih mudah mengenali sesuatu yang berbentuk misalnya bangunan, monumen, dll. 

Kita kaitkan kembali dengan teori perkotaan. Yogyakarta adalah salah satu kota yang muncul adalah sebagai Kota pedalaman dalam disertasi Sandi Siregar. kota pedalaman dicirikan pusat kota jauh dari pantai, sebagai permukiman dan adanya keraton. Terkait penggunaan arah mata angin di Yogyakarta ini berhubungan dengan teori perkotaan periodesasi Hindu-Budha di Indonesia. Yogyakarta termasuk salah satu contoh kota yang berbasis kota Hindu jawa dicirikan dengan :
  1.  Adanya pengelompokan rumah yaitu : Bagian luar, bagian luar dalamnya rumah, dan bagian luar
  2. Adanya gradasi kesakralan dan pembagian ruang dari area tidak sakral (publik) menuju area sakral (privasi)
  3. Adanya penerapan orientasi arah uatama “mandala” yaitu arah utara dan selatan, dimaksudkan untuk penghormatan bagi “Nyi roro kidul” dan mengharap berkah keberntungan.
  4. Penerapan pengaruh Hindu jawa terlihat pada penataan keruangan keraton
Gambar. Garis Imajiner Yogyakarta

Dalam penyusun keruangan Keraton :
  1. Dalam penyusun tatanan keraton adanya kepercayaan garis imajiner laut dan gunung. Apabila ditarik dijumpai laut selatan, krapyak, alun-alun selatan, keraton utama, alun-alun utara, balai kesultanan, dan gunung
  2. Terlihat adanya pembagian pengsakralan daerah dimana raja tinggal dalam keraton, anggota kerajaan tinggal dalam jeron benteng atau dalam benteng, dan rakyat berada diluar jeron benteng
  3.  Adanya pemisahan area dalam keraton dimana daerah publik seperti Sasana hinggil dan area privat adalah kediaman raja, serta keputren untuk para putra raja (pangeran)
  4. Orientasi bangunan keraton dan hunian dihadapkan arah utara dan selatan, dimana penghargaan terhadap laut selatan dan gunung merapi.
    Pada periodesais Islam adanya nilai-nilai islam yang masuk kedalam keraton ditandai dengan adanya perubahan tatanan keraton 

-       Masuknya islam mempengaruhi tatanan di dalam keraton. Dibangunnya masjid dalam kawasan keraton.
-       Pembentukan kauman disekitar masjid. Hal ini diawali kegiatan keagamaan yang diprakarsai oleh tokoh agama.
-       Berubanya orientasi dalam pengembangan kota yang sebelumnya mengarah utara-selatan dengan mengikuti poros / as masjid.
-       Kedudukan masjid sebagai struktur ruang terbuka kota dibatasi oleh tembok kota.

Jumat, 20 Februari 2015

Kekuasaan Bukan Pada Peranan, Namun.....

By : Muhd. Arief Al Husaini

Banyak istilah yang menggambarkan Indonesia sebagai negara yang besar misalkan tanah surga, negara maritim, dan artlantis yang hilang. Luas wilayah yang begitu besar dengan tersusun dari belasan ribu pulau dan jutaan hektar luas permukaan laut. Hal tersebut membuat Indonsesia disusun oleh gabungan beberapa lempeng seperti Eurasia, Australia dan lempeng dasar samudra pasifik. Aktivitas lempeng tersebut menyebabkan timbulnya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif, dan tanah longsong. Menurut UNISDR (badan PBB untuk strategi Internasional pengurangan bencana) mengatakan bahwa Indonesia dengan geografisnya memiliki potensi bencana alam tertinggi di dunia. Diperkirakan akan terjadinya silih berganti bencana besar di Indonesia.
Aceh adalah provinsi yang terletak dihujung pulau Sumatra Indonesia dengan langsung berhadapan dengan samudra Hindia. Dihuni oleh penduduk lebih dari 4 juta jiwa tersebar pada wilayah seluas 58.376 km2. Tanah yang dijuluki Serambi mekahnya Indonesia memiliki keindahaan alam dan potensi yang kaya. Kesabaran dan kerukunan umat di serambi mekah di uji oleh Tuhan yang maha kuasa dengan kejadian bencana Stunami terbesar abad ke-21. Tepat pada Tanggal 26 Desember 2004 Aceh menerima peristiwa bencana alam terdahsyat di dunia. Di Dahului oleh gempa yang terjadi di lepas pantai barat Aceh sejauh 160 km di samudra Hindia. Gempa yang terjadi pukul 7:58:53 tercatat sebagai gempa terbesar selama 40 tahun terakhir di Aceh dengan daya kekuatan gempa mencapai 9,3 skala Richter. Akibat gempa tersebut massa air yang terkumpul bergerak dengan tinggi  gelombang mencapai 30 meter menuju daratan Aceh dengan kecepatan mencapai 800 Km/jam. Hantaman gelombang dengan kecepatan tinggi meluluh lantakkan negeri serambi Mekah tersebut.
280.000 jiwa korban tewas dan satu juta lebih luka berat dampak dari bencana tersebut, sehingga Pemerintah Indonesia menyatakan keadaan bencana darurat nasional. Bencana tersebut melumpuhkan perekonomian Provinsi Aceh, korban bencana menunggu bantuan pemerintah dalam negeri bahkan sampai dunia internasional. Bantuan berupa alat kesehatan, bahan makanan, air bersih, pakaian, serta relawan.
Saat itu saya tergabung dan menjadi Ketua Umum organisasi Palang Merah Indoneisa SMA Negeri 2 Bangkinang. Saya tergabung dalam Korp Sukarelawan Palang merah Indonesia Kabupaten Kampar. Dengan Komando perintah organisasi dibawah pimpinan saya, segera saya membentuk tim sukarelawan penghimpun bantuan yang akan disalurkan untuk korban Stunami Aceh. Beberapa proses tahapan dalam mengumpulkan bantuan kami lakukan; 1. Menyusun daftar sumber bantuan, 2. Penggalangan dana pada seluruh siswa di SMA negeri 2 Bangkinang dan sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Kampar, 3. Penggalangan dana di beberapa jalan arteri utama di Kabupaten Kampar, 4. Menghimpun dana masyarakat Kabupaten Kampar. Bantuan terkumpul berupa uang dan pakaian. Setelah bantuan terkumpul, tahapan selanjutnya adalah membetuk tim sukarelawan yang berangkat langsung ke Aceh. Tim ini yang akan menyalurkan bantuan, melakukan proses evakuasi, dan rehabilitasi mental korban Stunami.

Kegiatan penggalangan dana dan bantuan ini berlangsung selama 1 bulan dan khususnya bertepatan dalam bulan puasa sehingga menjadikan tantangan besar ketika melaksanakan kegiatan. Para relawan mendapatkan apresiasi dari Bupati Kampar pada waktu itu. Semoga para korban mendapatkan tempat yang layak, para korban selamat kembali dapat menata kehidupan yang baik, serta relawan mendapatkan balasan pahala, dan Indonesia dilindungi Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Prestasi terbesarku ketika Di SMA

By : Muhd Arief Al Husaini

Pada rentang waktu 2006 sampai 2009 adalah masa-masa dimana saya menghabiskan waktu selama tiga tahun didunia pendidikan setaraf sekolah menengah atas. Saya bersekolah di SMA Negeri 2 Bangkinang, salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sekolah saya ini pada dasarnya kalah gaungnya dengan SMA Negeri 1 Bangkinang, karena pada waktu itu SMA 1 menjadi tujuan utama para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di SMA. Namun, pada waktu itu saya meyakini bahwa saya akan mendapatkan ruang berprestasi yang baik di SMA Negeri 2 Bangkinang.
Selama di SMA Negeri 2 Bangkinang saya tergabung dalam beberapa organisasi bahkan beberapa organisasi saya menjadi Ketua Umum seperti Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanaan Sekolah (PKS), OSIS, English Club, IT Club, dan lain-lain. Selama menjalankan tanggung jawab organisasi saya berhasil membimbing organisasi dengan kerja sama rekan yang baik mendapatkan prestasi seperti juara-juara tingkat Kabupaten maupun provinsi seperti Jumbara untuk PMR, serta persentasi hasil karya didepan Gubernur Riau dan event pameran setingkat provinsi dan pameran negara-negara melayu se-Asia Tenggara. Serta prestasi individu seperti prestasi Juara satu seleksi siswa berprestasi Kabupaten Kampar dan mendapatkan hadiah beasiswa 3 juta rupiah dan jalan-jalan ke Jawa.
Menurut saya prestasi yang bagi ku menjadi kebanggaan dan menjadi prestasi terbesarku adalah ketika mengikuti perlombaan karya ilmiah. Sekolah mendorong siswa untuk melakukan penelitian karya ilmiah. Dengan melihat latar belakang penduduk Kabupaten Kampar besar menjadi petani dan banyaknya muncul permasalahan adanya hama yang menyerang tanaman padi petani sehingga menurunkan produktivitas petani akibatnya menurunnya pendapatan petani. Permasalah tersebut mendorong saya untuk berfikir untuk menemukan alat untuk membantu petani dalam mengatasi permasalahan hama wereng. Maka tercipta sebuah alat yang diberi nama “Alat pembasmi Hama Wereng”
Alat ini diproses melalui alat elektronik seperti pemecah arus dari aki kemudian diteruskan kemedia penyentrum dua arus. Hama terpancing kedalam alat penyentrum yang berupa kubus dengan buah busuk dan terasi, hama yang terpancing oleh bau akan mendatangi sumber bau setelah hama menyentuh media penyentrum akan mendapat sengat listrik sehingga akan mati. Sebagai karya tulis alat ini telah diujikan langsung ke ladang dan sawah pertanian masyarakat.
Alat ini diikutkan dalam beberapa event lomba resmi. Lomba yang diikuti pertama adalah lomba tingkat sekolah. Lomba ini diikuti oleh sekolah dan antara siswa. Lomba dipersentasikan didepan para juri yaitu guru fisika. Pada perlombaan ini saya mendapatkan juara satu dan berhak untuk meneruskan ke tingkat provinsi yang diadakan oleh Universitas Riau. Pada event sebesar ini saya mendapatkan harapan satu walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi.

Selain lomba alat ini di ikutkan pada event-event pameran tingkat provinsi, nasional, dan event besar sekelas internasional seperti Pameran Negara-Negara Melayu se-Asia Tenggara, pada waktu itu Indonesia menjadi tuan rumah. Sayangnya alat ini tidak sempat dipatenkan karena saya telah lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Yogyakarta serta saat ini nelanjutkan Master di ITS. Ini merupakan prestasi terbesar bagiku karena bukan dilihat dari aspek hadiah yang diterima melainkan pemikiran baru yang dihasilkan dan manfaat alat yang dapat diterapkan oleh masyarakat luas. Alat ini saya hibahkan ke SMA Negeri 2 Bangkinang untuk dapat dilanjutkan oleh junior dan dapat disempurnakan.

Rabu, 18 Februari 2015

Teori Fasad Ornamen dan Dekorasi

By : Muhd. Arief Al Husaini

Source : Urban Design - Ornament and Decoration Author : Cliff Moughtin - Taner OC - Steven Tiesdel

1. Pendahuluan

Dalam materi ini akan membahas penggunaan ornamen dekoratif pada fasad di jalan dan secara kawasan. Hal yang dianalisis dari sisi kualitas formal, fungsional, dan simbolis. Untuk menganalisis dianggap ada 3 skop yaitu horizontal, lantai, dan atap.

1.1 Ornamen Secara Lokasi

Dekorasi pada bangunan dan kota umumnya dimaksudkan sebuah variasi pengalaman yang dikenalkan pada pengamat agar senang. Orang-orang akan memilih perbedaan pengalaman dari lingkungan kota  akibat perhatian yang berubah-ubah dari variasi pergerakan antar lokasi. Kesempurnaan visual ada pada kontras elemen seperti jendela dan pintu. Kontras material building, warna, nada, dan texture. Selain itu ada juga kontras pada cahaya dan bentuk pada permukaan.
Ketika elemen visual sangat kontras mereka akan dianggap satu dan dibaca sebagai single obyek. Pendekatan dekorasi klasik fasad dibagi horizontal dan vertikal. Setiap lantai diberi perbedaan. Detail yang rinci pada pintu, jendela, dan hiasan lainnya.
Pada fasad ada tiga elemen utama bangunan yaitu pertama koneksi antara fondasi atau dasar bangunan dengan tanah atau trotoar. Bagian fasad kedua area tengah seperti deretan jendela dan facia. Ketiga zona atap yang berhubungan dengan bayangan langit. Fasad jalan memberikan peluang untuk mengenalkan pola dekorasi, dimana titik tengah menjadi perhatian penting sehingga detil ditekankan pada deretan jendela dan pintu.
Pada zona jalan belanja perhatian penting adalah lantai bawah. Elemen depan fasad menjadi kontak awal, gang beratap (arcade) penting bagi shopper untuk menghindari dari cuaca panas sekaligus pemersatu keberlajutan retail yang beragam, dan juga untuk keamanan toko dari pencurian. 3 divisi horizontal toko yaitu riser kios, etalase, dan promosi. Sedangkan toko modern mengabaikan aturan dari klasik dimana dicirikan dengan jendela sampai ke lantai, dekorasi pintu masuk diabaikan, lantai sama dengan jalan, diatas jendela ada tanda pemilik. Akibatnya melemahkan identitas regional karena monoton. Pertimbangan penting lokasi ornamen adalah jarak, sudut, dan waktu pengamat. Seperti persimpangan jalan, pojok ekternal sebaiknya dengan dekorasi yang memiliki kemiripan.

1.2 Fasad Pada Jalan

Vitruvius menggambarkan jalan perlu didekorasi, pada masa lalu ada 3 scene yaitu berupa adanya patung-patung dan kolom, komik seperti rumah orang biasa dihiasi balkon dan deretan jendela, dan satyric dijelaskan adanya pohon dan obyek lansekap.  Jalan kota dapat dikelompokkan menjadi 3 kateori jalan yaitu civic street, commercial street, dan residential street.

a.      Civic street

Civic street didominasi oleh bangunan teater, konser, museum, dan kantor pemerintahan. secara klasik digambarkan jalan ini memiliki skala yang besar dan elemen vertikal. Adanya repitisi, bangunan tinggi, berkumpul dan penggunaan material besar.

b.      Commercial Street

Dikatakan Jalan komersial karena fungsi , dekorasi, dan desain ditujukan untuk kualitas yang berkontribusi untuk prospek bisnis. Pergerakan distimulasi pedestrian atau trotoar untuk kegiatan komersial. Kelompok bangunan bisa berupa retail, teater, kebutuhan sehari-hari, mode, dll. Dulu ornamen dan dekorasi pada jalan ini sering menggunakan batu, jalan melengkung, aksial yang jelas. Kemudian dengan aturan penggunaan material, detail, gaya, skala sesuai konteks jalan.  Jarak antar dinding sempit yang memiliki kantilever.

c.       Residental Street

Jalan perumahan dimana merupakan bagian terbesar dari kota, ada variasi mulai dari jalan yang monoton dan penuh dekoratif. Adanya penggunaaan perkerasan pada trotoar. Pada klasik ditemukan hubungan dengan istana dengan menerapkan style art nouveou. Adanya pengelompokkan rumah untuk satu jalan misalnya hill regency. Juga menggunkan batu bata pada dinding sebagai decoratif fasad. Pada wilayah estate keunikan dekoratif berasal dari keanekaragaman, kontras dan pensejajaran bangunan individual, dan adanya pohon-pohon.

d.      Jalan Multi-Fungsi

Jalan yang dikombinasikan dengan berbagai fungsi didalamnya berisi area komersial, dan juga bangunan pemerintah. Konsep ini diniatkan untuk pengembangan berkelanjutan dan efisiensi energi. Adanya pola dan teksture serta taman, serta adanya bagian penyeberangan ruang dan jalan, modul, bangunan yang disusun sesuai rute yang mereflesikan aksial. Menggunakan prosporsi dan detail dilengkapi deng pintujalur dan entrance..

1.3 The Square


Square tempat untuk beristirahat dimana jaringan jalan yang sibuk, menjadi simpul kegiatan, pusat distrik kota. Sebagai simpul orang akan beristihat sebelum melanjutkan perjalanannya. Orang akan mendekorasi nilai seni pada square misalnya air mancur, tugu, dan pantung, lebih penting lagi adalah bangunan yang mengelilinginya. Ada 5 jenis square menurut Zucker yaitu the city square, the closed square, the dominate square, the grouped square, the nuclear square, dan the amorphous square.

Kajian Logika Sosial Ruang



Penulis : Muhd. Arief Al Husaini - Fery Irfan Nurohman - Budiono

Studi Kasus Kampung Rungkut, Gunung Anyar, Surabaya
Luas wilayah studi 10,5 Ha


Poster 1


 Poster 2


Reading Skill – Arsitektur Kota ; Pandangan Tokoh terhadapa Arsitektur Kota

Penulis : Muhd. Arief Al Husaini dan  Muhammad Imam Faqihuddin

Source            :           THEARCHITECTURE OF THE CITY
URBAN DESIGN “The American Experience”
Author             :           Aldo Rossi
Jon Lang

Pendahuluan. Kota merupakan bentukan fisik yang secara keseluruhan saling mengisi satu sama lainnya sehingga kota perlu dipandang sebagai sebuah produk arsitektur (Spreigen, 1965). Kota selalu mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu seiring dengan kompleksitas kebutuhan manusia dan fisik yang terbentuk.

Pemahaman Aldo Rossi. Beliau memandang kota dalam konteks sebagai arsitektur. Dalam membangun kota selain memikirikan fisik, aspek manusia tetapi juga aspek alam. Pemahaman tentang arsitektur kota akan fokus pada bentuk sebagai artefak yang menyebabkan pembentukan pengalaman, ini akan membantu mengidentifikasi permasalahan kota. Artefak merupakan hasil bentukan latar belakang sejarah dan bentuknya sendiri. Melihat ada hubngan timbal balik antara elemen kota dan artefak kota. Arsitektur adalah sesuatu yang berkelanjutan yang memiliki hubungan dengan sesuatu yang mendahuluinya.

Ilustrasi 1. Pallazo Della Ragione
Rossi melihat Pallazo Della Ragione telah mengakomodir pemikiranya mengenai kota sebagai artefak, ditandai dengan menjadi monumen yang mengandung multifungsi, secara keseluruhan bentuk nya berdiri snediri

Pemahaman Daniel Burnham. Konsep merancang dalam arsitektur kota adalah bagian penting, agar tujuan akhir yaitu sebuah kota yang baik tercapai. Burhanm melalui City Beatiful,  membuat sebuah desain besar yang membentuk wajah kota, yang mewadahi kepentingan umum dengan dasar efisiensi dan kota yang higienis. Secara detail konsep ini dicirikan dengan jalan besar yang diakhiri sebuah focal point, plaza, dan bangunan klasik berskala besar. Konsep ini diaplikasikan ketika Daniel Burnham merancang kota Chicago, dia memulai dengan merancang jalan besar yang memiliki monumen yang spesifik dan bangunan yang berkarakter.

Ilustrasi 1. Court of Honour Looking East
Memeberikan elemen halaman yang luas dengan perkembangan disekitar perairan. Plaza ini menjadi wajah kota yang menjadi entrace untuk memasuki wilayah kota

Modern City. Perancang berkonsentrasi pada struktur dan detail ruang terbuka kota, yang membentuk batasan sebagai bingkai, memberikan tawaran pengalaman tersendiri akibat perpindahan yang mereka lalui.  Jalan dan plaza merupakan elemen utama sebuah kota. Kota yang ideal mampu memberikan rasa senang dan memberikan ruang kota yang menyenangkan.
Kota ini dirancang mengunakan pola terpusat, open spcae sebagai pusat, taman kota dan boulevard sebagai elemen jalan besar menuju dari dan ke pusat. Serta tidak melupakan unsur lingkungan / ekologi dengan menerapkan sistem greenbelt pada sisi jalan besar sebagai pengontrol batas pengembangan kawasan.

Kesimpulan. Walaupun terdapat banyak pemahaman dalam arsitektur kota, tetapi hal yang paling mendasari adalah bertujuan untuk menciptakan sebuah arsitektur kota yang baik. Bagaimana secara arsitektural kota tersebut nyaman dan menyenangkan untuk ditinggali, kemudian setiap sudutnya mempunyai karakter yang kuat sehingga akan menimbulkan suasana dan pengalaman ruang tersendiri.

Critical Review.
Pemikiran-pemikiran Aldo Rossi berangkat dari hasil karya arsitek lain, beliau melakukan telaah terhadap arsitektur baik dari artian positif maupun maupun dalam artian negatif. Setelah melakukan telaah beliau baru mengangkat sebuah benang merah mengenai arsitektur kota yang berujung munculnya kota sebagai artefak yang tidak hanya unsur fisik melainkan juga unsur sejarah pembentuk kota, bahkan hubungan diantara keduanya. Bagi seorang Daniel Burhamn dalam merancang kota berfikir bahwa pembentukan wajah sebuah kota merupakan unsur penting dalam arsitektur kota, dalam menyusun wajah kota dia tidak meninggalkan aspek keefisienan dan lingkungan.

Reading Skill – Morfologi Ruang Kota

Penulis : Muhd. Arief Al Husaini

Source                       : Emerging Concepts In Urban Space Design           
Edited & Author         : Geoffrey Broadbent
Chapter                       : The Future of The City page 321-345

The Future of The City
Pendahuluan. Dalam mewujudkan kota impian dimasa depan tentunya tidak mungkin melupakan dasar pijakan yang telah dilakukan oleh ahli kota terdahulu. Berikut pandangan-pandangan para ahli dalam merancang kota dan metode tersebut telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik.

Text Box: Ilustrasi 1. Bay Bridge Area in San FracinscoPandangan Alexander. Pemikiran Alexander mengenai kota adalah sebuah kota merupakan keseluruhan yang menjadi pusat untuk dirinya, dan juga mampu menjadi pusat bagi sistem disekitarnya. Inilah yang mendasar dalam mendesain perkotaan, sehingga Alex menyusun beberapa detail aturan seperti setiap bagian struktur bangunan seperti kolom dan dinding menjadi pendorong pada bagian terkecil fisik. Susunan bangunan harus koheren dan konsisten terhadap konteks ketetanggaan dan jalan. Setiap bangunan mampu menjaga unsur kesatuan dalam desain. Proses area Jembatan Bay di San Fracinsco (1987), dia membuat grid layout, aturannya setiap bangunan mendukung bangunan yang lain, karena ditujukan untuk sebuah sistem yang mendukung kebersamaan dan ke-universal-an kawasan tersebut.

Pandangan Aldo Rossi. Ada 2 pemikiran yang menjadi ciri khas Aldo Rossi yaitu pertama, Rossi melihat kota sebagai artefak yang terdiri dari hubungan tapak dan peristiwa. Kedua, arsitektur adalah sesuatu yang berkelanjutan yang berhubungan dengan sesuatu yang mendahuluinya. Saat mendesain Rossi menggunakan pengulangan elemen yang ada sebelumnya. Desain elemen pada Pallazo Farnese digunakan kembali ketika mendesain Canareggio (1987). Aldo Rossi juga berani dalam berinovasi dan berspekulasi seperti misalnya pemilihan material yang jarang digunakan oleh arsitek lainnya.

Pandangan Duanny dan Plater-Zyberk. Disaat merancang desain perkotaan keduanya melihat sudut pandang yang lebih spesifik. Kita dapat meilihat konsep rancangan kotanya pada Seaside di Florida (1985). Dalam mendesain mereka fokus perancangannya dikonsentrasika di pusat kawasan kemudian menuju ke pinggiran kawasan. Dia membagi wialayah menjadi 8 zona yang berbeda dan tiap zona dibatasi oleh jalan. Tiap zona mewakili fungsi dan sifat keintiman masing-masing dalam kawasan. Pusat kawasan digunakan untuk fungsi ruang dan bangunan yang bersifat publik semakin ketepi kawasan akan lebih intim menjadi zona yang bersifat pribadi/khusus seperti hunian berskala kecil, sampai pada Text Box: Ilustrasi 2. Seaside City in Californiabatas zona dengan ditandai dengan gerbang kawasan.


Pandangan Rob dan Leon Krier. Dalam merancang kota, krier melakukan pencocokan bentuk-bentuk dasar seperti kotak, lingkaran, segitiga dan bentuk tidak beraturan. Bentuk-bentuk dasar tersebut dilakukan percobaan seperti penggabungan, penambahan, tekukan, kemudian melihat apakah ada kecocokan/kombinasi atau adanya benturan/penyimpangan. Setelah adanya kecocokan ditandai dengan adanya kesatuan elemen-elemen arsitetur, kemudian mencari variasi alternatif kombinasi tampak muka (facade) dan sudut pertemuan bangunan. Cara lain yang dilakukan untuk mendapatkan model kota dengan membagi apa-apa yang tidak dapat menyatu, memisahkan apa yang tidak dapat didaimaikan aplikasinya terlihat seperti tiap kota memiliki zona modern dan klasik.

Kesimpulan. Walaupun terdapat banyak pemahaman dalam merancang kota, tetapi hal yang mendasari adalah bertujuan untuk menciptakan sebuah tempat yang mewadahi kebutuhan kegiatan manusia yang berkualitas baik. Banyak cara penyusuan pola, bentuk fisik maupun kebiasaan manusianya ini bertujuan agar menjadi tatanan yang saling berhubungan.


Critical Review. Setiap pandangan telah berhasil diterapkan dalam usaha merancang kota. Namun dibalik keberhasilannya menurut saya ada sisi kekurangan setiap pendekatan arsitek tersebut ; Aldo Rossi dengan spekulasi inovasi yang dilakukan, tentunya memberikan kesempatan kegagalan inovasi ; Duanny dan Platter-Zyberk adanya ketimpangan desain antara pusat kawasan yang menapatkan porsi perhatian eksplorasi khusus ketimbaang sisi pinggiran ; Krier membutuhkan proses yang lebih panjang karena menyelesaikannya dengan berbagai alternatif pencocokan, adanya kemungkinan gagal desain ; Alexander berfikir sangat detail dan spesifik dalam melakukan rancangan sehingga membutuhkan konsenstrasi lebih terhadap semua aspek.

Reading Skill – Sejarah Perancangan Kota Studi Kasus Jerman

By : Muhd. Arief Al Husaini

Source            : Facts About Germany
Edited             : Dr. Arno Kappler
Chapter           : Culture, Architecture and Design Page 521-528
Author             : Press And Information Office of The Federal Germany

Facts About Germany ; Architecture and Design

Arsitektur Jerman awal abad 20.  Jerman adalah negara yang terletak di benua eropa bagian barat. 30 tahun pertama arsitektur Jerman dipengaruhi oleh dominasi Weimar dan Dessau. Perkembangan kota semakin berkembang seiring keberhasilan Bauhaus sebagai pusat pendidikan dan pelatihan arsitektur dibawah arahan Walter Gropius dan van der Rohe. Sehingga banyak menghasilkan riset-riset penting berkenaan dengan perencanaan kota. Hampir seluruh dunia terpengaruh oleh gaya arsitektur Jerman yang mengusung arsitektur berorientasi pada fungsi dan teknologi.

QAMasa Kelam Arsitektur Jerman (1945). Jerman adalah aktor penting pada masa perang dunia ke II, keikutsertaannya tersebut menyebabkan Jerman mengalami masa-masa sulit usai kalah perang pada tahun 1945. Berimbas pada kota-kota penting yang menjadi pusat administrasi negara Jerman dihancurkan oleh negara musuh. Akibatnya pemerintah Federal Jerman tidak mampu menjalankan pemerintahan dan jutaan orang membutuhkan hunian murah. Untuk melanjutkan pemerintahan Jerman harus memenuhi kebuuhan kota dan hunian dengan cepat. Akibat pembangunan yang mendesak berakibat pergeseran orientasi rancangan arsitektur. Awalnya jerman yang beorientasi pada arsitektur fungsi dan teknologi berubah menjadi berorientasi pada faktor ekonomi dan waktu, ditandai dengan desain monoton dan kehilangan karakter.

Masa Pemulihan (1960an). Salah satu dampak perang adalah kekurangan para ahli arsitek karena para arsitek melakukan eksodus ke negara yang aman seperti Amerika. Untuk memicu percepatan pemulihan kota pemerintah federal Jerman harus memiliki tenaga ahli arsitek yang cukup banyak, sehingga membuat kebijakan membangun sekolah-sekolah arsitektur di Jerman. Jerman saat itu gencar melakukan pembangunan sekolah-sekolah teknik dan arsitektur, sehingga mencapai 50 universitas yang dibangun. Program ini berhasil menghasilkan lulusan yang cekatan dan siap bekerja. Sehingga pergerakan perencanaan kota

Jerman semakin baik dengan ditandainya melalui pembangunan perumahan luar biasa dan desain perkotaan seperti Lange Rostock pada tahun 1960.



Jerman Masa Kini. Keberhasilan program pendidikan arsitektur oleh federasi Jerman menstimulasi banyak munculnya arsitek yang memiliki kualitas yang luar biasa. Arsitek Jerman dengan karya yang luar biasa, mereka telah berhasil meraih berbagai penghargaan level dunia dalam bidang arsitektur. Sebut saja seperti Gotttfried Bohm yang memenangkan penghargaan The Pritzker Architecture Prize dan Gunter Behnish melalui rancangan bangunan dan lansekap fasilitas Olimpiade Munich dan perencanaan kota Bonn. Pada masa sekarang ini terjadi perkembangan arsitektur yang pesat terlihat pada bangunan yang tidak hanya berorientasi kepada fungsi saja tetapi sudah memasukkan faktor kebutuhan manusia, bangunan berteknologi tinggi, dan bentuk yang dinamis. Ditandai dengan penerapan elemen teknologi pada bangunan seperti Elevator, dan Escalator contohnya adalah Kantor Kawasan Maufaktur Automobile BMW.


Critical Review. Indonesia memiliki latar belakang perang, namun pada dasarnya perang yang dihadapi Indonesia berbeda dengan Jerman, jika Jerman mereka perang secara Fisik berimbas pada struktur, fasilitas, dan kota yang dihancurkan, namun sebaliknya  Indonesia mengahadapi perang dalam artian perang mental. Kolonial Belanda sebagai emperior tuggal di Indoensia tetap membiarkan kota di Indonesia berkembang, namun melarang Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang baik sehingga Indonesia dalam kebodohan. Sehingga, Indonesia tidak dapat menerapkan konsep Jerman begitu saja dalam membangun kota dalam kurun waktu singkat sebab latar belakang Indonesia tersebut. Dalam membangun kota di Indonesia tetap harus merujuk kepada nilai kesejarahan, prilaku dan budaya masyarakat, hal ini bertujan agar setiap kota di Indonesia tetap memiliki “identitas dan image” yang kuat. Namun dua poin penting dapat dipetik dari Jerman adalah pertama kebijakan membangun pendidikan agar menghasilkan arsitek berkualitas yang siap berkarya. Kedua menerapkan “Right Policy in the Right Moment” kebijakan yang tepat pada waktu yang tepat.