By : Muhd. Arief Al Husaini
Banyak istilah yang
menggambarkan Indonesia sebagai negara yang besar misalkan tanah surga, negara
maritim, dan artlantis yang hilang. Luas wilayah yang begitu besar dengan
tersusun dari belasan ribu pulau dan jutaan hektar luas permukaan laut. Hal
tersebut membuat Indonsesia disusun oleh gabungan beberapa lempeng seperti
Eurasia, Australia dan lempeng dasar samudra pasifik. Aktivitas lempeng
tersebut menyebabkan timbulnya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif,
dan tanah longsong. Menurut UNISDR (badan PBB untuk strategi Internasional
pengurangan bencana) mengatakan bahwa Indonesia dengan geografisnya memiliki
potensi bencana alam tertinggi di dunia. Diperkirakan akan terjadinya silih berganti
bencana besar di Indonesia.
Aceh adalah provinsi yang
terletak dihujung pulau Sumatra Indonesia dengan langsung berhadapan dengan
samudra Hindia. Dihuni oleh penduduk lebih dari 4 juta jiwa tersebar pada
wilayah seluas 58.376 km2. Tanah yang dijuluki Serambi mekahnya Indonesia
memiliki keindahaan alam dan potensi yang kaya. Kesabaran dan kerukunan umat di
serambi mekah di uji oleh Tuhan yang maha kuasa dengan kejadian bencana Stunami
terbesar abad ke-21. Tepat pada Tanggal 26 Desember 2004 Aceh menerima
peristiwa bencana alam terdahsyat di dunia. Di Dahului oleh gempa yang terjadi
di lepas pantai barat Aceh sejauh 160 km di samudra Hindia. Gempa yang terjadi
pukul 7:58:53 tercatat sebagai gempa terbesar selama 40 tahun terakhir di Aceh dengan
daya kekuatan gempa mencapai 9,3 skala Richter. Akibat gempa tersebut massa air
yang terkumpul bergerak dengan tinggi
gelombang mencapai 30 meter menuju daratan Aceh dengan kecepatan
mencapai 800 Km/jam. Hantaman gelombang dengan kecepatan tinggi meluluh lantakkan
negeri serambi Mekah tersebut.
280.000 jiwa korban tewas dan satu
juta lebih luka berat dampak dari bencana tersebut, sehingga Pemerintah
Indonesia menyatakan keadaan bencana darurat nasional. Bencana tersebut melumpuhkan
perekonomian Provinsi Aceh, korban bencana menunggu bantuan pemerintah dalam
negeri bahkan sampai dunia internasional. Bantuan berupa alat kesehatan, bahan
makanan, air bersih, pakaian, serta relawan.
Saat itu saya tergabung dan
menjadi Ketua Umum organisasi Palang Merah Indoneisa SMA Negeri 2 Bangkinang.
Saya tergabung dalam Korp Sukarelawan Palang merah Indonesia Kabupaten Kampar.
Dengan Komando perintah organisasi dibawah pimpinan saya, segera saya membentuk
tim sukarelawan penghimpun bantuan yang akan disalurkan untuk korban Stunami
Aceh. Beberapa proses tahapan dalam mengumpulkan bantuan kami lakukan; 1. Menyusun
daftar sumber bantuan, 2. Penggalangan dana pada seluruh siswa di SMA negeri 2
Bangkinang dan sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Kampar, 3. Penggalangan
dana di beberapa jalan arteri utama di Kabupaten Kampar, 4. Menghimpun dana
masyarakat Kabupaten Kampar. Bantuan terkumpul berupa uang dan pakaian. Setelah
bantuan terkumpul, tahapan selanjutnya adalah membetuk tim sukarelawan yang
berangkat langsung ke Aceh. Tim ini yang akan menyalurkan bantuan, melakukan
proses evakuasi, dan rehabilitasi mental korban Stunami.
Kegiatan penggalangan dana dan
bantuan ini berlangsung selama 1 bulan dan khususnya bertepatan dalam bulan
puasa sehingga menjadikan tantangan besar ketika melaksanakan kegiatan. Para
relawan mendapatkan apresiasi dari Bupati Kampar pada waktu itu. Semoga para
korban mendapatkan tempat yang layak, para korban selamat kembali dapat menata
kehidupan yang baik, serta relawan mendapatkan balasan pahala, dan Indonesia
dilindungi Tuhan Yang Maha Esa. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar