Jumat, 20 Februari 2015

Kekuasaan Bukan Pada Peranan, Namun.....

By : Muhd. Arief Al Husaini

Banyak istilah yang menggambarkan Indonesia sebagai negara yang besar misalkan tanah surga, negara maritim, dan artlantis yang hilang. Luas wilayah yang begitu besar dengan tersusun dari belasan ribu pulau dan jutaan hektar luas permukaan laut. Hal tersebut membuat Indonsesia disusun oleh gabungan beberapa lempeng seperti Eurasia, Australia dan lempeng dasar samudra pasifik. Aktivitas lempeng tersebut menyebabkan timbulnya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif, dan tanah longsong. Menurut UNISDR (badan PBB untuk strategi Internasional pengurangan bencana) mengatakan bahwa Indonesia dengan geografisnya memiliki potensi bencana alam tertinggi di dunia. Diperkirakan akan terjadinya silih berganti bencana besar di Indonesia.
Aceh adalah provinsi yang terletak dihujung pulau Sumatra Indonesia dengan langsung berhadapan dengan samudra Hindia. Dihuni oleh penduduk lebih dari 4 juta jiwa tersebar pada wilayah seluas 58.376 km2. Tanah yang dijuluki Serambi mekahnya Indonesia memiliki keindahaan alam dan potensi yang kaya. Kesabaran dan kerukunan umat di serambi mekah di uji oleh Tuhan yang maha kuasa dengan kejadian bencana Stunami terbesar abad ke-21. Tepat pada Tanggal 26 Desember 2004 Aceh menerima peristiwa bencana alam terdahsyat di dunia. Di Dahului oleh gempa yang terjadi di lepas pantai barat Aceh sejauh 160 km di samudra Hindia. Gempa yang terjadi pukul 7:58:53 tercatat sebagai gempa terbesar selama 40 tahun terakhir di Aceh dengan daya kekuatan gempa mencapai 9,3 skala Richter. Akibat gempa tersebut massa air yang terkumpul bergerak dengan tinggi  gelombang mencapai 30 meter menuju daratan Aceh dengan kecepatan mencapai 800 Km/jam. Hantaman gelombang dengan kecepatan tinggi meluluh lantakkan negeri serambi Mekah tersebut.
280.000 jiwa korban tewas dan satu juta lebih luka berat dampak dari bencana tersebut, sehingga Pemerintah Indonesia menyatakan keadaan bencana darurat nasional. Bencana tersebut melumpuhkan perekonomian Provinsi Aceh, korban bencana menunggu bantuan pemerintah dalam negeri bahkan sampai dunia internasional. Bantuan berupa alat kesehatan, bahan makanan, air bersih, pakaian, serta relawan.
Saat itu saya tergabung dan menjadi Ketua Umum organisasi Palang Merah Indoneisa SMA Negeri 2 Bangkinang. Saya tergabung dalam Korp Sukarelawan Palang merah Indonesia Kabupaten Kampar. Dengan Komando perintah organisasi dibawah pimpinan saya, segera saya membentuk tim sukarelawan penghimpun bantuan yang akan disalurkan untuk korban Stunami Aceh. Beberapa proses tahapan dalam mengumpulkan bantuan kami lakukan; 1. Menyusun daftar sumber bantuan, 2. Penggalangan dana pada seluruh siswa di SMA negeri 2 Bangkinang dan sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Kampar, 3. Penggalangan dana di beberapa jalan arteri utama di Kabupaten Kampar, 4. Menghimpun dana masyarakat Kabupaten Kampar. Bantuan terkumpul berupa uang dan pakaian. Setelah bantuan terkumpul, tahapan selanjutnya adalah membetuk tim sukarelawan yang berangkat langsung ke Aceh. Tim ini yang akan menyalurkan bantuan, melakukan proses evakuasi, dan rehabilitasi mental korban Stunami.

Kegiatan penggalangan dana dan bantuan ini berlangsung selama 1 bulan dan khususnya bertepatan dalam bulan puasa sehingga menjadikan tantangan besar ketika melaksanakan kegiatan. Para relawan mendapatkan apresiasi dari Bupati Kampar pada waktu itu. Semoga para korban mendapatkan tempat yang layak, para korban selamat kembali dapat menata kehidupan yang baik, serta relawan mendapatkan balasan pahala, dan Indonesia dilindungi Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar