By : Muhd. Arief Al Husaini
Source : Urban Design - Ornament and Decoration Author : Cliff Moughtin - Taner OC - Steven Tiesdel
1. Pendahuluan
Dalam materi ini akan membahas penggunaan ornamen dekoratif
pada fasad di jalan dan secara kawasan. Hal yang dianalisis dari sisi kualitas
formal, fungsional, dan simbolis. Untuk menganalisis dianggap ada 3 skop yaitu
horizontal, lantai, dan atap.
1.1 Ornamen Secara
Lokasi
Dekorasi pada bangunan dan kota umumnya dimaksudkan
sebuah variasi pengalaman yang dikenalkan pada pengamat agar senang.
Orang-orang akan memilih perbedaan pengalaman dari lingkungan kota akibat perhatian yang berubah-ubah dari
variasi pergerakan antar lokasi. Kesempurnaan visual ada pada kontras elemen
seperti jendela dan pintu. Kontras material building, warna, nada, dan texture.
Selain itu ada juga kontras pada cahaya dan bentuk pada permukaan.
Ketika elemen visual sangat kontras mereka akan
dianggap satu dan dibaca sebagai single obyek. Pendekatan dekorasi klasik fasad
dibagi horizontal dan vertikal. Setiap lantai diberi perbedaan. Detail yang
rinci pada pintu, jendela, dan hiasan lainnya.
Pada fasad ada tiga elemen utama bangunan yaitu
pertama koneksi antara fondasi atau dasar bangunan dengan tanah atau trotoar.
Bagian fasad kedua area tengah seperti deretan jendela dan facia. Ketiga zona
atap yang berhubungan dengan bayangan langit. Fasad jalan memberikan peluang
untuk mengenalkan pola dekorasi, dimana titik tengah menjadi perhatian penting
sehingga detil ditekankan pada deretan jendela dan pintu.
Pada zona jalan belanja perhatian penting adalah
lantai bawah. Elemen depan fasad menjadi kontak awal, gang beratap (arcade)
penting bagi shopper untuk menghindari dari cuaca panas sekaligus pemersatu
keberlajutan retail yang beragam, dan juga untuk keamanan toko dari pencurian.
3 divisi horizontal toko yaitu riser kios, etalase, dan promosi. Sedangkan toko
modern mengabaikan aturan dari klasik dimana dicirikan dengan jendela sampai ke
lantai, dekorasi pintu masuk diabaikan, lantai sama dengan jalan, diatas
jendela ada tanda pemilik. Akibatnya melemahkan identitas regional karena
monoton. Pertimbangan penting lokasi ornamen adalah jarak, sudut, dan waktu
pengamat. Seperti persimpangan jalan, pojok ekternal sebaiknya dengan dekorasi
yang memiliki kemiripan.
1.2 Fasad Pada Jalan
Vitruvius menggambarkan jalan perlu didekorasi,
pada masa lalu ada 3 scene yaitu berupa adanya patung-patung dan kolom, komik
seperti rumah orang biasa dihiasi balkon dan deretan jendela, dan satyric dijelaskan adanya pohon dan
obyek lansekap. Jalan kota dapat
dikelompokkan menjadi 3 kateori jalan yaitu civic
street, commercial street, dan residential
street.
a.
Civic street
Civic street didominasi oleh bangunan teater,
konser, museum, dan kantor pemerintahan. secara klasik digambarkan jalan ini
memiliki skala yang besar dan elemen vertikal. Adanya repitisi, bangunan
tinggi, berkumpul dan penggunaan material besar.
b.
Commercial Street
Dikatakan Jalan komersial karena fungsi , dekorasi,
dan desain ditujukan untuk kualitas yang berkontribusi untuk prospek bisnis.
Pergerakan distimulasi pedestrian atau trotoar untuk kegiatan komersial.
Kelompok bangunan bisa berupa retail, teater, kebutuhan sehari-hari, mode, dll.
Dulu ornamen dan dekorasi pada jalan ini sering menggunakan batu, jalan
melengkung, aksial yang jelas. Kemudian dengan aturan penggunaan material,
detail, gaya, skala sesuai konteks jalan.
Jarak antar dinding sempit yang memiliki kantilever.
c.
Residental Street
Jalan perumahan dimana merupakan bagian terbesar
dari kota, ada variasi mulai dari jalan yang monoton dan penuh dekoratif.
Adanya penggunaaan perkerasan pada trotoar. Pada klasik ditemukan hubungan
dengan istana dengan menerapkan style art
nouveou. Adanya pengelompokkan rumah untuk satu jalan misalnya hill regency. Juga menggunkan batu bata
pada dinding sebagai decoratif fasad. Pada wilayah estate keunikan dekoratif
berasal dari keanekaragaman, kontras dan pensejajaran bangunan individual, dan
adanya pohon-pohon.
d.
Jalan Multi-Fungsi
Jalan yang dikombinasikan dengan berbagai fungsi
didalamnya berisi area komersial, dan juga bangunan pemerintah. Konsep ini
diniatkan untuk pengembangan berkelanjutan dan efisiensi energi. Adanya pola
dan teksture serta taman, serta adanya bagian penyeberangan ruang dan jalan,
modul, bangunan yang disusun sesuai rute yang mereflesikan aksial. Menggunakan
prosporsi dan detail dilengkapi deng pintujalur dan entrance..
1.3 The Square
Square tempat untuk beristirahat dimana jaringan jalan
yang sibuk, menjadi simpul kegiatan, pusat distrik kota. Sebagai simpul orang
akan beristihat sebelum melanjutkan perjalanannya. Orang akan mendekorasi nilai
seni pada square misalnya air mancur, tugu, dan pantung, lebih penting lagi
adalah bangunan yang mengelilinginya. Ada 5 jenis square menurut Zucker yaitu the city square, the closed square, the
dominate square, the grouped square, the nuclear square, dan the amorphous
square.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar