Rabu, 18 Februari 2015

Teori Fasad Ornamen dan Dekorasi

By : Muhd. Arief Al Husaini

Source : Urban Design - Ornament and Decoration Author : Cliff Moughtin - Taner OC - Steven Tiesdel

1. Pendahuluan

Dalam materi ini akan membahas penggunaan ornamen dekoratif pada fasad di jalan dan secara kawasan. Hal yang dianalisis dari sisi kualitas formal, fungsional, dan simbolis. Untuk menganalisis dianggap ada 3 skop yaitu horizontal, lantai, dan atap.

1.1 Ornamen Secara Lokasi

Dekorasi pada bangunan dan kota umumnya dimaksudkan sebuah variasi pengalaman yang dikenalkan pada pengamat agar senang. Orang-orang akan memilih perbedaan pengalaman dari lingkungan kota  akibat perhatian yang berubah-ubah dari variasi pergerakan antar lokasi. Kesempurnaan visual ada pada kontras elemen seperti jendela dan pintu. Kontras material building, warna, nada, dan texture. Selain itu ada juga kontras pada cahaya dan bentuk pada permukaan.
Ketika elemen visual sangat kontras mereka akan dianggap satu dan dibaca sebagai single obyek. Pendekatan dekorasi klasik fasad dibagi horizontal dan vertikal. Setiap lantai diberi perbedaan. Detail yang rinci pada pintu, jendela, dan hiasan lainnya.
Pada fasad ada tiga elemen utama bangunan yaitu pertama koneksi antara fondasi atau dasar bangunan dengan tanah atau trotoar. Bagian fasad kedua area tengah seperti deretan jendela dan facia. Ketiga zona atap yang berhubungan dengan bayangan langit. Fasad jalan memberikan peluang untuk mengenalkan pola dekorasi, dimana titik tengah menjadi perhatian penting sehingga detil ditekankan pada deretan jendela dan pintu.
Pada zona jalan belanja perhatian penting adalah lantai bawah. Elemen depan fasad menjadi kontak awal, gang beratap (arcade) penting bagi shopper untuk menghindari dari cuaca panas sekaligus pemersatu keberlajutan retail yang beragam, dan juga untuk keamanan toko dari pencurian. 3 divisi horizontal toko yaitu riser kios, etalase, dan promosi. Sedangkan toko modern mengabaikan aturan dari klasik dimana dicirikan dengan jendela sampai ke lantai, dekorasi pintu masuk diabaikan, lantai sama dengan jalan, diatas jendela ada tanda pemilik. Akibatnya melemahkan identitas regional karena monoton. Pertimbangan penting lokasi ornamen adalah jarak, sudut, dan waktu pengamat. Seperti persimpangan jalan, pojok ekternal sebaiknya dengan dekorasi yang memiliki kemiripan.

1.2 Fasad Pada Jalan

Vitruvius menggambarkan jalan perlu didekorasi, pada masa lalu ada 3 scene yaitu berupa adanya patung-patung dan kolom, komik seperti rumah orang biasa dihiasi balkon dan deretan jendela, dan satyric dijelaskan adanya pohon dan obyek lansekap.  Jalan kota dapat dikelompokkan menjadi 3 kateori jalan yaitu civic street, commercial street, dan residential street.

a.      Civic street

Civic street didominasi oleh bangunan teater, konser, museum, dan kantor pemerintahan. secara klasik digambarkan jalan ini memiliki skala yang besar dan elemen vertikal. Adanya repitisi, bangunan tinggi, berkumpul dan penggunaan material besar.

b.      Commercial Street

Dikatakan Jalan komersial karena fungsi , dekorasi, dan desain ditujukan untuk kualitas yang berkontribusi untuk prospek bisnis. Pergerakan distimulasi pedestrian atau trotoar untuk kegiatan komersial. Kelompok bangunan bisa berupa retail, teater, kebutuhan sehari-hari, mode, dll. Dulu ornamen dan dekorasi pada jalan ini sering menggunakan batu, jalan melengkung, aksial yang jelas. Kemudian dengan aturan penggunaan material, detail, gaya, skala sesuai konteks jalan.  Jarak antar dinding sempit yang memiliki kantilever.

c.       Residental Street

Jalan perumahan dimana merupakan bagian terbesar dari kota, ada variasi mulai dari jalan yang monoton dan penuh dekoratif. Adanya penggunaaan perkerasan pada trotoar. Pada klasik ditemukan hubungan dengan istana dengan menerapkan style art nouveou. Adanya pengelompokkan rumah untuk satu jalan misalnya hill regency. Juga menggunkan batu bata pada dinding sebagai decoratif fasad. Pada wilayah estate keunikan dekoratif berasal dari keanekaragaman, kontras dan pensejajaran bangunan individual, dan adanya pohon-pohon.

d.      Jalan Multi-Fungsi

Jalan yang dikombinasikan dengan berbagai fungsi didalamnya berisi area komersial, dan juga bangunan pemerintah. Konsep ini diniatkan untuk pengembangan berkelanjutan dan efisiensi energi. Adanya pola dan teksture serta taman, serta adanya bagian penyeberangan ruang dan jalan, modul, bangunan yang disusun sesuai rute yang mereflesikan aksial. Menggunakan prosporsi dan detail dilengkapi deng pintujalur dan entrance..

1.3 The Square


Square tempat untuk beristirahat dimana jaringan jalan yang sibuk, menjadi simpul kegiatan, pusat distrik kota. Sebagai simpul orang akan beristihat sebelum melanjutkan perjalanannya. Orang akan mendekorasi nilai seni pada square misalnya air mancur, tugu, dan pantung, lebih penting lagi adalah bangunan yang mengelilinginya. Ada 5 jenis square menurut Zucker yaitu the city square, the closed square, the dominate square, the grouped square, the nuclear square, dan the amorphous square.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar