By : Muhd. Arief Al Husaini
Source :
Facts About Germany
Edited :
Dr. Arno Kappler
Chapter :
Culture, Architecture and Design Page 521-528
Author :
Press And Information Office of The Federal Germany
Facts About Germany ;
Architecture and Design
Arsitektur
Jerman awal abad 20. Jerman adalah negara yang terletak di benua eropa bagian
barat. 30 tahun pertama arsitektur Jerman dipengaruhi oleh dominasi Weimar dan
Dessau. Perkembangan kota semakin berkembang seiring keberhasilan Bauhaus
sebagai pusat pendidikan dan pelatihan arsitektur dibawah arahan Walter Gropius
dan van der Rohe. Sehingga banyak menghasilkan riset-riset penting berkenaan
dengan perencanaan kota. Hampir seluruh dunia terpengaruh oleh gaya arsitektur
Jerman yang mengusung arsitektur berorientasi pada fungsi dan teknologi.
QAMasa
Kelam Arsitektur Jerman (1945). Jerman
adalah aktor penting pada masa perang dunia ke II, keikutsertaannya tersebut
menyebabkan Jerman mengalami masa-masa sulit usai kalah perang pada tahun 1945.
Berimbas pada kota-kota penting yang menjadi pusat administrasi negara Jerman
dihancurkan oleh negara musuh. Akibatnya pemerintah Federal Jerman tidak mampu
menjalankan pemerintahan dan jutaan orang membutuhkan hunian murah. Untuk
melanjutkan pemerintahan Jerman harus memenuhi kebuuhan kota dan hunian dengan
cepat. Akibat pembangunan yang mendesak berakibat pergeseran orientasi
rancangan arsitektur. Awalnya jerman yang beorientasi pada arsitektur fungsi
dan teknologi berubah menjadi berorientasi
pada faktor ekonomi dan waktu, ditandai dengan desain monoton dan kehilangan
karakter.
Masa
Pemulihan (1960an). Salah
satu dampak perang adalah kekurangan para ahli arsitek karena para arsitek melakukan
eksodus ke negara yang aman seperti Amerika. Untuk memicu percepatan pemulihan
kota pemerintah federal Jerman harus memiliki tenaga ahli arsitek yang cukup
banyak, sehingga membuat kebijakan membangun sekolah-sekolah arsitektur di Jerman.
Jerman saat itu gencar melakukan pembangunan sekolah-sekolah teknik dan
arsitektur, sehingga mencapai 50 universitas yang dibangun. Program ini
berhasil menghasilkan lulusan yang cekatan dan siap bekerja. Sehingga
pergerakan perencanaan kota
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO1ucMZplPDaeQ_5gIIE91pfr2Srx_vbwM1-7gYdQBrPpfe_L1ac4bszRltf6NarQJQlnT3tuV3YR3zu6GJE67iZdV2ymnfRcF6I2MeQPPfkB0vI6ZFU9zCBpzb-xlDU65rakxgfo3zpY/s1600/download.jpg)
Critical
Review. Indonesia memiliki
latar belakang perang, namun pada dasarnya perang yang dihadapi Indonesia
berbeda dengan Jerman, jika Jerman mereka perang secara Fisik berimbas pada struktur,
fasilitas, dan kota yang dihancurkan, namun sebaliknya Indonesia mengahadapi perang dalam artian
perang mental. Kolonial Belanda sebagai emperior tuggal di Indoensia tetap membiarkan
kota di Indonesia berkembang, namun melarang Indonesia untuk mendapatkan
pendidikan yang baik sehingga Indonesia dalam kebodohan. Sehingga, Indonesia
tidak dapat menerapkan konsep Jerman begitu saja dalam membangun kota dalam
kurun waktu singkat sebab latar belakang Indonesia tersebut. Dalam membangun
kota di Indonesia tetap harus merujuk kepada nilai kesejarahan, prilaku dan budaya
masyarakat, hal ini bertujan agar setiap kota di Indonesia tetap memiliki “identitas dan image” yang kuat. Namun
dua poin penting dapat dipetik dari Jerman adalah pertama kebijakan membangun
pendidikan agar menghasilkan arsitek berkualitas yang siap berkarya. Kedua
menerapkan “Right Policy in the Right
Moment” kebijakan yang tepat pada waktu yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar