Rabu, 18 Februari 2015

Reading Skill – Morfologi Ruang Kota

Penulis : Muhd. Arief Al Husaini

Source                       : Emerging Concepts In Urban Space Design           
Edited & Author         : Geoffrey Broadbent
Chapter                       : The Future of The City page 321-345

The Future of The City
Pendahuluan. Dalam mewujudkan kota impian dimasa depan tentunya tidak mungkin melupakan dasar pijakan yang telah dilakukan oleh ahli kota terdahulu. Berikut pandangan-pandangan para ahli dalam merancang kota dan metode tersebut telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik.

Text Box: Ilustrasi 1. Bay Bridge Area in San FracinscoPandangan Alexander. Pemikiran Alexander mengenai kota adalah sebuah kota merupakan keseluruhan yang menjadi pusat untuk dirinya, dan juga mampu menjadi pusat bagi sistem disekitarnya. Inilah yang mendasar dalam mendesain perkotaan, sehingga Alex menyusun beberapa detail aturan seperti setiap bagian struktur bangunan seperti kolom dan dinding menjadi pendorong pada bagian terkecil fisik. Susunan bangunan harus koheren dan konsisten terhadap konteks ketetanggaan dan jalan. Setiap bangunan mampu menjaga unsur kesatuan dalam desain. Proses area Jembatan Bay di San Fracinsco (1987), dia membuat grid layout, aturannya setiap bangunan mendukung bangunan yang lain, karena ditujukan untuk sebuah sistem yang mendukung kebersamaan dan ke-universal-an kawasan tersebut.

Pandangan Aldo Rossi. Ada 2 pemikiran yang menjadi ciri khas Aldo Rossi yaitu pertama, Rossi melihat kota sebagai artefak yang terdiri dari hubungan tapak dan peristiwa. Kedua, arsitektur adalah sesuatu yang berkelanjutan yang berhubungan dengan sesuatu yang mendahuluinya. Saat mendesain Rossi menggunakan pengulangan elemen yang ada sebelumnya. Desain elemen pada Pallazo Farnese digunakan kembali ketika mendesain Canareggio (1987). Aldo Rossi juga berani dalam berinovasi dan berspekulasi seperti misalnya pemilihan material yang jarang digunakan oleh arsitek lainnya.

Pandangan Duanny dan Plater-Zyberk. Disaat merancang desain perkotaan keduanya melihat sudut pandang yang lebih spesifik. Kita dapat meilihat konsep rancangan kotanya pada Seaside di Florida (1985). Dalam mendesain mereka fokus perancangannya dikonsentrasika di pusat kawasan kemudian menuju ke pinggiran kawasan. Dia membagi wialayah menjadi 8 zona yang berbeda dan tiap zona dibatasi oleh jalan. Tiap zona mewakili fungsi dan sifat keintiman masing-masing dalam kawasan. Pusat kawasan digunakan untuk fungsi ruang dan bangunan yang bersifat publik semakin ketepi kawasan akan lebih intim menjadi zona yang bersifat pribadi/khusus seperti hunian berskala kecil, sampai pada Text Box: Ilustrasi 2. Seaside City in Californiabatas zona dengan ditandai dengan gerbang kawasan.


Pandangan Rob dan Leon Krier. Dalam merancang kota, krier melakukan pencocokan bentuk-bentuk dasar seperti kotak, lingkaran, segitiga dan bentuk tidak beraturan. Bentuk-bentuk dasar tersebut dilakukan percobaan seperti penggabungan, penambahan, tekukan, kemudian melihat apakah ada kecocokan/kombinasi atau adanya benturan/penyimpangan. Setelah adanya kecocokan ditandai dengan adanya kesatuan elemen-elemen arsitetur, kemudian mencari variasi alternatif kombinasi tampak muka (facade) dan sudut pertemuan bangunan. Cara lain yang dilakukan untuk mendapatkan model kota dengan membagi apa-apa yang tidak dapat menyatu, memisahkan apa yang tidak dapat didaimaikan aplikasinya terlihat seperti tiap kota memiliki zona modern dan klasik.

Kesimpulan. Walaupun terdapat banyak pemahaman dalam merancang kota, tetapi hal yang mendasari adalah bertujuan untuk menciptakan sebuah tempat yang mewadahi kebutuhan kegiatan manusia yang berkualitas baik. Banyak cara penyusuan pola, bentuk fisik maupun kebiasaan manusianya ini bertujuan agar menjadi tatanan yang saling berhubungan.


Critical Review. Setiap pandangan telah berhasil diterapkan dalam usaha merancang kota. Namun dibalik keberhasilannya menurut saya ada sisi kekurangan setiap pendekatan arsitek tersebut ; Aldo Rossi dengan spekulasi inovasi yang dilakukan, tentunya memberikan kesempatan kegagalan inovasi ; Duanny dan Platter-Zyberk adanya ketimpangan desain antara pusat kawasan yang menapatkan porsi perhatian eksplorasi khusus ketimbaang sisi pinggiran ; Krier membutuhkan proses yang lebih panjang karena menyelesaikannya dengan berbagai alternatif pencocokan, adanya kemungkinan gagal desain ; Alexander berfikir sangat detail dan spesifik dalam melakukan rancangan sehingga membutuhkan konsenstrasi lebih terhadap semua aspek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar